logo non cfc

Saat ini, kalau saya mendengar radio sedang digadang-gadangkan AC merek “P” yang menggunakan refrigerant R-32 ramah lingkungan dengan nilai BPO = 0. Sejalan dengan termuan beberapa audit sertifikasi 14001 saya jadi tertarik membahas refrigerant ini.

Sejak diterapkannya Amandemen Montreal, Indonesia juga berperan aktif dalam penurunan gas perusak ozon, dalam hal ini kita sudah memasuki babak selanjutnya.

Seperti yang dinyatakan pada Permenperin 41/2014 (pasal 3) , 1 Januari 2015 menjadi awal dilarangnya penggunaan refrigerant HCFC-22 dan HCFC-141b untuk pendingin ruangan, kulkas, proses produksi, juga penggunaan di sektor otomotif dan furniture. DIjelaskan juga di pasal (5) untuk investasi baru dan peluasan juga dilarang penggunaanya.

Sejalan dengan permenperin tersebut, kementrian perdagangan juga telah melarang import refrigerant yang kita bahas di atas, artinya seharusnya sejak 1 januari 2015 tidak ada barang import jenis R-22 ya,

Jadi, segera cek jenis refrigerant AC/kulkan anda, dan segera pertimbangkan untuk penggantian jenis refrigerantnya nya , kalau tidak bisa semuanya secara bertahap juga boleh (lumayan kan kalau semuanya harus diganti sekaligus)

Secara teknis untuk diganti refrigeratnya saja saya belum begitu mengerti, dengar kabar sih tidak cocok jika langsung diganti, ada potensi kerusakan AC, alasan kenapa saya belum ngerti, apa ada yang bisa bantu menjelaskan? 😀

penjelasan detail jenis refrigerant bisa dibaca disini

Aturan terkait

1. Peraturan mentri Perindustrian no 41 tahun 2014
2. Peraturan Mentri perdagangan no 55 tahun 2014

Istilah

• BPO : Bahan Perusak Ozon
• HCFC : Hidro cloroflourocarbon
• CFC : Hidro cloroflourocarbon